Logo Zephyrnet

Studi bir Belgia mulai menyukai pembelajaran mesin

Tanggal:

Salah satu hal yang mungkin tidak perlu diperbaiki dengan pembelajaran mesin tetapi orang-orang akan tetap mencobanya adalah bir Belgia.

Keluarga ale telah lama menjadi favorit para penikmat minuman di seluruh dunia, namun sekelompok ilmuwan memutuskan bahwa minuman ini dapat dibuat lebih baik dengan bantuan pembelajaran mesin.

Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Michiel Schreurs, seorang mahasiswa doktoral di Vlaams Instituut voor Biotechnologie (VIB) di Flanders, para peneliti ingin membantu mengembangkan rasa bir beralkohol dan non-alkohol baru dengan tingkat apresiasi konsumen yang lebih tinggi.

Memahami hubungan antara kandungan kimia bir dan rasanya bisa menjadi tugas yang rumit. Sebagian besar pekerjaan bersifat trial and error dan bergantung pada pengujian konsumen yang ekstensif.

Grup Belgia mendokumentasikan 200 sifat kimia dari 250 bir komersial Belgia dalam 22 jenis, seperti bir Blond dan Tripel. Dengan menggunakan database ulasan bir online RateBeer, mereka kemudian menghubungkan 180,000 deskripsi sensorik dengan komposisi kimia yang diketahui. Mereka juga menggunakan data profil dari panel pencicipan terlatih yang terdiri dari 16 orang.

Berdasarkan kumpulan data tersebut, tim melatih model pembelajaran mesin untuk mengkorelasikan dan memprediksi rasa dalam kaitannya dengan bagaimana apresiasi peminum berkorelasi dengan profil bahan kimia.

Menurut makalah yang diterbitkan di Nature Communications saat ini, model pembelajaran mesin mendapatkan apresiasi keseluruhan yang lebih tinggi di antara panelis terlatih dalam uji rasa buta.

“Rasa bir adalah campuran senyawa aroma yang kompleks,” kata Schreurs. “Tidak mungkin memprediksi seberapa bagus bir dengan mengukur satu atau beberapa senyawa. Kami sangat membutuhkan kekuatan komputer.”

Para penulis berpendapat bahwa alat ini dapat membantu meningkatkan kontrol kualitas dan pengembangan resep berbagai jenis makanan dan minuman untuk membantu memenuhi permintaan konsumen dengan lebih efisien, namun penelitian ini terbatas pada bir Belgia.

Penulis koresponden Kevin Verstrepen, profesor di universitas Belgia KU Leuven, mengatakan salah satu tujuan terbesarnya saat ini adalah membantu membuat bir bebas alkohol yang lebih baik. “Dengan menggunakan model kami, kami telah berhasil menciptakan campuran senyawa aroma alami yang meniru rasa dan bau alkohol, tanpa risiko mabuk,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Schreurs mengakui bahwa tim memang merayakan penyelesaian kertas tersebut dengan variasi yang mengandung alkohol. Karena beberapa bir Belgia mengandung 15 persen alkohol berdasarkan volume, dia tidak mengatakan seberapa parah mabuk yang dialaminya. ®

tempat_img

Intelijen Terbaru

tempat_img