Logo Zephyrnet

Penarikan Honduras dari ICSID Didukung oleh Ekonom di Tengah Sengketa Perusahaan Kripto

Tanggal:

Para ekonom mendukung keputusan pemerintah Honduras untuk keluar dari ICSID, di tengah klaim $10.8 miliar dari Próspera Inc., sebuah perusahaan pulau kripto yang terkena dampak perubahan legislatif.

Sekelompok 85 ekonom secara terbuka mendukung keputusan pemerintah Honduras untuk menarik diri dari Pusat Internasional untuk Penyelesaian Sengketa Investasi (ICSID), sebuah badan arbitrase Bank Dunia. Dukungan ini muncul di tengah perselisihan yang kontroversial dengan Próspera Inc., sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam menciptakan pulau-pulau bertenaga cryptocurrency, yang telah mengajukan klaim ganti rugi sebesar $10.8 miliar karena perubahan undang-undang yang diberlakukan pada tahun 2022.

Dukungan para ekonom mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas implikasi kedaulatan badan arbitrase internasional. Mereka berargumentasi bahwa lembaga-lembaga seperti ini seringkali mengutamakan kepentingan perusahaan di atas pembangunan dan kesejahteraan nasional. Perselisihan dengan Próspera Inc. telah menjadi studi kasus dalam permasalahan ini, dimana perusahaan tersebut meminta kompensasi menyusul perubahan undang-undang pemerintah Honduras yang konon mempengaruhi operasi bisnis dan keuntungan di masa depan.

Próspera Inc. telah terlibat dalam proyek ambisius untuk mengembangkan zona ekonomi semi-otonom berbasis kripto di pulau Roatán. Namun, Kongres Honduras mengeluarkan undang-undang yang secara efektif menghapuskan kerangka hukum yang memungkinkan beroperasinya zona-zona tersebut, yang dikenal sebagai ZEDEs (Zona untuk Ketenagakerjaan dan Pembangunan Ekonomi). Akibatnya, Próspera Inc. berpendapat bahwa langkah ini telah menyebabkan kerugian finansial yang besar terhadap investasi dan potensi pendapatannya di masa depan.

Dukungan para ekonom terhadap penarikan diri Honduras dari ICSID mencerminkan skeptisisme yang lebih luas terhadap badan arbitrase tersebut, yang sering dipandang sebagai alat yang dapat melemahkan kemampuan suatu negara untuk mengatur dirinya sendiri dan mengatur investasi asing di dalam negerinya. Para pengkritik berpendapat bahwa ancaman klaim substansial seperti yang diajukan oleh Próspera Inc. dapat menghalangi negara-negara untuk mengambil kebijakan demi kepentingan publik, khususnya di bidang-bidang seperti perlindungan lingkungan, hak-hak buruh, dan kedaulatan ekonomi.

Keputusan pemerintah Honduras untuk keluar dari ICSID bukannya tanpa preseden. Bolivia, Venezuela, dan Ekuador juga pernah keluar dari badan ini dengan alasan kekhawatiran serupa mengenai kedaulatan dan pengaruh berlebihan dari perusahaan multinasional.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan kritis mengenai keseimbangan antara melindungi investor dan menjaga otoritas regulasi nasional. Seiring perkembangan kasus ini, kasus ini akan diawasi secara ketat oleh para pembuat kebijakan, investor, dan pakar hukum internasional. Hasil dari hal ini berpotensi mengubah lanskap perselisihan investasi internasional dan peran arbitrase dalam menyelesaikannya.

Implikasi yang lebih luas terhadap sektor mata uang kripto dan perusahaan yang terlibat dalam proyek infrastruktur berbasis blockchain sangatlah signifikan. Kasus ini menunjukkan keterkaitan yang kompleks antara model bisnis inovatif dan sistem hukum nasional, sehingga menyoroti perlunya kerangka peraturan yang jelas yang dapat mengakomodasi teknologi baru sekaligus menjaga kepentingan nasional.

Sikap pemerintah Honduras, yang didukung oleh dukungan dari banyak ekonom, menandakan meningkatnya resistensi terhadap anggapan bahwa badan arbitrase internasional telah melampaui batas. Perkembangan ini dapat menginspirasi negara-negara lain untuk mengevaluasi kembali komitmen mereka terhadap lembaga-lembaga tersebut dan menegaskan kendali yang lebih besar atas nasib ekonomi dan legislatif mereka.

Sumber gambar: Shutterstock

tempat_img

Intelijen Terbaru

tempat_img