Logo Zephyrnet

Mata-mata Tiongkok Meretas Laptop Anggota Parlemen Belgia

Tanggal:

Penka Hristovska


Penka Hristovska

Diterbitkan: 26 April, 2024

Laptop Els Van Hoof, ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Belgia, diretas oleh mata-mata Tiongkok pada tahun 2021, ungkapnya dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Dia menemukan serangan dunia maya di laptopnya 3 tahun setelah kejadian tersebut melalui laporan FBI bulan lalu, jelasnya dalam wawancara VRT. Van Hoof menambahkan bahwa serangan itu menargetkan 400 anggota Aliansi Antar Parlemen untuk Tiongkok (IPAC), sebuah jaringan asosiasi internasional para politisi yang bekerja di bidang hak asasi manusia di Tiongkok, yang mencakup dia sebagai anggotanya.

Els Van Hoof mengatakan peretas mendapatkan alamat IP-nya setelah dia membuka beberapa email di laptopnya.

“Itu tampak seperti email dari lembaga internasional,” kata Van Hoof. “Email-email tersebut berisi tentang Donald Trump dan hak asasi manusia. Mereka tampak sangat polos dan informatif. Tapi tujuannya adalah untuk masuk ke sistem kami,” katanya dalam wawancara. “Saya juga telah membuka email-email itu dan itu berarti semua tindakan saya di tingkat digital telah terlacak. Itu adalah perasaan yang sangat tidak nyaman,”

Tingkat kerusakan akibat serangan siber ini masih belum diketahui. Menurut surat kabar Belgia Het Nieuwsblad, yang mengutip laporan FBI, lokasi laptop yang terkena dampak telah dipantau sejak tahun 2021.
“Keamanan negara mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak dapat mengetahui apa yang dilihat dan dilacak oleh mata-mata tersebut, namun saya berasumsi bahwa itulah segalanya,” kata Van Hoof kepada VRT. “Saya merasa bahwa saya benar-benar bekerja dengan jendela dan pintu terbuka. Tujuannya jelas untuk mengintimidasi Anda dan membuat Anda tutup mulut.”

Els Van Hoof mengatakan kepada VRT bahwa dia terus menghadapi intimidasi sejak mengambil perannya saat ini. Dia mengutip contoh-contoh seperti surat ancaman dari tokoh industri dan kedutaan Tiongkok, serta sidang komite mengenai etnis minoritas Uyghur yang dibatalkan karena penutupan sistem.

“Contohnya, Duta Besar Tiongkok sudah beberapa kali mengintimidasi saya. Saya telah menerima surat yang mengatakan saya sedang bermain api. Kami juga ingin mengadakan dengar pendapat mengenai situasi warga Uighur di Tiongkok. Saat kami ingin memulai, seluruh sistem mati,” jelasnya.

Els Van Hoof mengatakan kepada VRT bahwa dinas keamanan negara Belgia memeriksa laptopnya pada September 2021 tetapi tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

tempat_img

Intelijen Terbaru

tempat_img